Ibarat menjadi nahkoda kapal, ketika angin kencang datang menyerang, yang mesti dilakukan adalah mengatur layar untuk mengendalikan kapal supaya tidak terguling atau terhempas menabrak karang. Ketika angin datang dari arah utara, tetaplah kendalikan layar. Ketika angin datang dari selatan, tetap kendalikan layar. Ketika angin datang dari barat, tetap pula kendalikan layar. Begitu pun ketika yang datang adalah angin sepoi-sepoi, tetap kendalikan layarmu tanpa terbuai. Jangan pernah berharap engkau bisa mengandalikan angin. Yang bisa engkau kendalikan adalah layarmu. Jangan pernah engkau maki-maki angin kencang itu, karena itu tak ada gunanya sama sekali untuk menyelamatkan kapalmu.
Begitu pun dalam kehidupan ini, setiap peristiwa yang datang kepada kita adalah ibarat angin. Setiap kejadian atau peristiwa yang menerpa kehidupan kita tidak mungkin bisa kita kendalikan. Yang bisa kita kendalikan adalah sikap kita. Sikap kita ibarat layar. Ketika kesempitan yang datang, maka gerakkan layar sikapmu ke arah 'sabar'. Ketika kelapangan datang, gerakkan layar sikapmu ke arah 'syukur'. Ketika ada peristiwa-peristiwa tidak mengenakkan datang dalam kehidupanmu, memaki-maki peristiwa itu adalah tidak ada gunanya sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar