OTAK, instrument pikir akan menghasilkan output untung - rugi, mungkin - mustahil dan benar - salah (berdasarkan ukuran-ukuran yang diciptakan manusia sendiri). Sedang HATI, instrument rasa akan menghasilkan output manfaat - mudlarat, pantas - wagu dan etis - tidak etis (bersarkan inspirasi yang diperoleh dari Sang Pencipta). Otak dan hati adalah dua perangkat yang berbeda. Ketika kita menyiapkan waktu dan ruang di hati untuk menyongsong datangnya inspirasi maka tinggalkan otak, berhentilah berpikir agar inspirasi lebih cepat masuk ke dalam relung hati.

(Pujo Priyono)

===================================================

12 Maret 2011

Aku Laki-laki, Tak Peduli Apa Katamu

Laki-laki, pria, cowok atau apapun lah sebutan yang lainnya. Saya merasa itulah saya. saya adalah laki-laki. Secara fisik maupun non-fisik saya merasa saya ini pria. Saya bukan perempuan, saya bukan wanita, saya bukan cewek.

Status saya adalah lak-laki, dan kelaki-lakian saya itu tidak dikarenakan di Kartu Tanda Penduduk saya tertulis demikian. Satatus saya memang karena Tuhan menurunkan takdirnya kepada saya sebagai lak-laki.

Saya ini pria. Biarpun lima milyar manusia di bumi ini mengatakan bahwa saya bukan pria, tidak akan membuat saya berubah jenis kelaminku. Kepriaan seseorang tidak dipengaruhi oleh apa pendapat orang, identitas itu aku sendiri yang menentukan, atas kehendak Tuhan tentunya.

Saya ini cowok tulen. Biarpun saya menggunakan pakaian perempuan, bukan berarti merubah ke-cowok-anku. Jiwa saya akan selalu jiwa cowok tak peduli pakaian apa yang ku kenakan. Jati diriku tak terpengaruh atas atribut-atribut yang menempel di badanku. Gaun apapun yang kau sematkan di badanku, rok model apapun yang kau pakaikan ke tubuhku, tidak kemudian merubah status cowokku. Ke-cowok-annku itu tak terbatas oleh hal-hal badaniyah.

Kelaki-lakian adalah sebuah bentuk status ruhiyah. Jiwa. Yang tak tersentuh oleh siapapun kecuali oleh dirinya dan Tuhan tentunya. Kelaki-lakianmu tidak akan runtuh atau bahkan tidak bergeser derajadnya sedikitpun hanya karena ada sebagian laki-laki yang kemudian berpakaian perempuan, berjalan layaknya wanita dan belagak seolah dirinya perempuan. Waria boleh jutaan atau milyaran jumlahnya, namun tidak sedikitpun mempengaruhi kelaki-lakian kita.

Apakah anda setuju?

Ruh atau Daging?

Akhir tahun 2009, saya pernah berdiskusi panjang dengan seorang sahabat baik saya tentang batik. Waktu itu memang sedang hangat-hangatnya wacana tentang batik yang telah diakui dunia (UNESCO) sebagai sebuah warisan budaya Indonesia.

Waktu itu saya ‘menggugat’ tentang perilaku beberapa orang yang niatnya ingin bangga dengan batik namun entah sadar atau tidak, ternyata malah ‘merendahkan’ batik. Singkatnya seperti ini, saya hanya ingin menanyakan batik yang mereka banggakan itu batik yang mana? Apakah batik sebagai sebuah maha karya (esensi), atau hanya sebuah kain yang bermotif batik (bentuk)?

Ariel dan Anis Matta




Minggu yang lalu saat beredar video mesum seseorang yang mirip petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bapak Anis Matta, saya langsung menulis sebuah status facebook yang bunyinya kira-kira seperti ini : “Saya ini suka mengkritik PKS, namun jika ada yang menyerang PKS dengan cara murahan (video mesum), saya tidak setuju”

Saya anggap itu selesai. Saya tak lagi mencari banyak informasi tentang hal murahan seperti itu, saya berusaha tidak memberikan ruang bagi hal-hal semacam itu. Namun kemudian saya terusik oleh beberapa pernyataan teman-teman yang sepertinya ingin mengorek lebih jauh, saya menduga ada yang membesar-besarkannya supaya terkesan Anis Matta ini terdzolimi. Sepertinya ada upaya ingin mendulang simpati dari ‘penyerangan’ ini.