OTAK, instrument pikir akan menghasilkan output untung - rugi, mungkin - mustahil dan benar - salah (berdasarkan ukuran-ukuran yang diciptakan manusia sendiri). Sedang HATI, instrument rasa akan menghasilkan output manfaat - mudlarat, pantas - wagu dan etis - tidak etis (bersarkan inspirasi yang diperoleh dari Sang Pencipta). Otak dan hati adalah dua perangkat yang berbeda. Ketika kita menyiapkan waktu dan ruang di hati untuk menyongsong datangnya inspirasi maka tinggalkan otak, berhentilah berpikir agar inspirasi lebih cepat masuk ke dalam relung hati.

(Pujo Priyono)

===================================================

16 April 2010

Bangsa Pemaaf

Bangsa kami ini bangsa para pemaaf. Susah banget untuk bisa marah. Ini bangsa yang menjunjung tinggi sopan santun. Meskipun banyak yang menyakiti kami, tidak mudah kami untuk naik pitam. Kalaupun ada yang salah, paling banter yang mampir ke hati kami hanya rasa jengkel. Itupun tidak lama jengkelnya.

Nggak percaya?

Kami hanya merasa gemes sesaat waktu mendengar ada uang rakyat yang hilang dikasus Bank Century. Kemudian kasus itu hilang dari media, gemes kita pun sedikit demi sedikit juga hilang.

Kami sedikit mengerutkan dahi saat denger Gayus merampok uang pajak. Ngomel-ngomel sebentar, namun lambat laun kejengkelan itu saya yakin akan mereda. Kami ini gampang lupa, gampang memaafkan.

Kami juga kaget sejenak ketika kita mengendus ada kebusukan di lembaga penegak hukum. Tapi itu hanya sejenak. Gak sampai bikin kami beringas.

Curi saja uang kami, rampok saja harta kami, bunuh saja masa depan kami, kami tidak akan marah. Kami tidak akan naik pitam. Kami cuek-cuek saja.

TAPI….

Jangan usik keyakinan kami, jangan ganggu kepercayaan kami, jangan main-main dengan kesakralan leluhur kami, jangan macam-macam dengan agama kami…!!!

Kumpulkan semua kekayaan yang ada di bangsa ini. Buka lebar-lebar mulutmu, makan semuanya. untalen kabeh…!!!, kami tidak peduli. Biarpun semua harta ini kalian makan sampai lambungmu jebol, sampai ususmu busuk, sampai duburmu robek, kami tidak peduli.

Biarpun ada 10 kasus seperti Century, meskipun ada 1000 ekor Gayus,walaupun hukum negara kocar-kacir, paling-paling kami cuma nyengir. Tapi kalau kalian berani menghina waliyullah, tega menggelisahkan keyakinan kami, siap-siap saja untuk berhadapan dengan kami yang berubah menjadi manusia beringas.

Nggak percaya?
Coba kalau berani nggusur makamnya orang-orang yang kami hormati, Makamnya Gus Dur misalnya...

----
tembagapura, 16 april 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar