dulu kata 'menembus awan' hanya menderet di puisiku
kini aku benar-benar menembus awan putih bisu
dingin, aromanya membuat tulang tengkorakku beku
perjalanan menorehkan pengalaman tak terlupakan
menuju sesuatu yang selama ini hanya aku dengar dari buku
hanya dari cerita amin rais dan para cecunguk itu
menggunjingkan sesuatu yang mereka belum tentu pernah injak tanahnya
hijau tanah papua kulihat dari jendela kaca
ada angin, terasa dingin, mendekatkanku pada ingin
ya Tuhan....
betapa kerdilnya aku...
aku menenbus sebagian kecil awan-Mu
Tembagapura, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah lagi naik pesawat trus dapat inspirasi ya?
BalasHapusinpirasi mang datang tak dinyana-nyana....
-dasarotak-
bukan naek pesawat...
BalasHapustapi aku tulis saat perjalanan menuju camp karyawan freeport...
tanah papua memang indah