Berbaur dengan keringat
Menyebur kelautan ria maya
Hentakan disambut ribuan dentuman
Kemudian ada tawa layu mata sayu
Sempoyongan kaki menahan kesadaran yang telah tergadai
Hentakan disusul ribuan dentuman
Pekak telinga, namun jiwa terbang kemana
Sempoyongan hati menahan penat kehidupan entah kemana
Jeritan itu lenyap dalam sekejap
Lengkingan nada menusuk-nusuk senyap
Pintu tertutup, keluar aku dari ruang lupa
Sejengkal aku telah berada di garis pembatas fatamorgana
Sebagian getar mencoba membawaku masuk kembali
Sebagian lagi menahan aku di buana nyata
Aku cuma mendengar samar suara
Aku di perbatasan kebingungan jiwa
Sejenak dalam kaparan malam
Seorang menemani aku menghisap kepenatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
segumpal asap masuk hidung
BalasHapusmengembara dalam paru
sejenak
lalu menyembur berebut bebas
aku tak butuh asapmu
aku hanya perlu
ia menyertai nafasku
tak perlu aku jejakmu
aku hanya perlu
kau temani aku
setelah itu pergilah
aku tak butuh...
asap, kembali ke asap
dan aku kembali menjadi diri