Dalam titian waktu
Bocah malam termangu
Mendengar dendangan pemuda tentang masa depan
Di ruang gelap kalbu
Bocah malang tersipu
Melihat senyuman ibunda saat menarik awan-awan
Saat cahaya senja membelai
Bocah lugu tergulai lunglai
Menyadari matahari yang akan mati dalam detik nanti
Sang bocah tak lagi selincah kemarin
Dia terpukul
Dia tersingkirkan dari daftar takdir
Dia hampir pingsan di terjalan ketidakberdayaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hey ka....
BalasHapuslucu dech baca" blog tanpa otaknya...
he
salam kenal yach
good poem ! wah suka nulis puisi ya,, makasih buat greetings nya,,
BalasHapusMakasih atas komentarnya. Salam kenal, ya. Puisinya bagus, lho.
BalasHapus