OTAK, instrument pikir akan menghasilkan output untung - rugi, mungkin - mustahil dan benar - salah (berdasarkan ukuran-ukuran yang diciptakan manusia sendiri). Sedang HATI, instrument rasa akan menghasilkan output manfaat - mudlarat, pantas - wagu dan etis - tidak etis (bersarkan inspirasi yang diperoleh dari Sang Pencipta). Otak dan hati adalah dua perangkat yang berbeda. Ketika kita menyiapkan waktu dan ruang di hati untuk menyongsong datangnya inspirasi maka tinggalkan otak, berhentilah berpikir agar inspirasi lebih cepat masuk ke dalam relung hati.

(Pujo Priyono)

===================================================

22 Februari 2009

Tembagapura (bag. 2)

Hampir 3 bulan aku tinggal di Tembagapura. hanya sesekali aku turun ke Timika. Turun Ke Timika adalah sebuah momentum yang sedikit bisa mengobati kejenuhan. Maklum, Tembagapura penuh dengan kebosanan, rutinitas yang menjemukan dan hamper tak terjamah dengan hiburan. beberapa orang menyebutnya dengan “Kota Penjara”.

Banyak karyawan PT. Freeport Indonesia yang mengalami rasa bosan seperti yang aku rasakan saat ini. Tuntutan dedikasi tersebut membuat karyawan tidak betah bertahan sampai tiga-lima tahun berada di dalam jajaran kedisiplinan perusahaan. Mereka lebih banyak mengambil cuti ke luar daerah atau bagi karyawan di lapangan langsung, diberi kesempatan penyegaran di sekitar lokasi penambangan. Mereka seperti terbuang di tengah hutan belantara, diapit gunung batu Jayawijaya dengan ketinggian sampai 4.300 meter dari permukaan laut. Tidak ada hiburan, dan tetangga yang saling mengunjungi seperti layaknya hidup di perkampungan
Kediplinan dalam bekerja sangat terasa di sini. ketelitian, kecermatan sangat di perhitungkan untuk bisa bekerja secara optimal dan terhindar dari kecelakaan. "Jangankan tiga-lima tahun, satu pekan saja kita sudah bosan, jenuh dan tidak betah tinggal di sini. Ada keinginan segera melepaskan diri dari semua kebosanan ini dan hidup bebas. Tetapi, ada rasa rindu yang makin kuat untuk menambah pengetahuan di pertambangan seperti di Freeport," kata seorang karyawan di daerah tambang.
Namun kebanyakan dari mereka tak sanggup berbuat banyak. Aku masih sering menjumapai orang-orang yang telah bekerja di sini lebih dari 10 tahun. Gila. Menurutku perusahaan memahami akan hal itu. Freeport banyak memberi fasilitas-fasilitas lebih dibanding ketika mereka bekerja di perusahaan lain. Karyawan disediakan tempat tinggal gratis (meskipun bentuknya berupa barak-barak), makan gratis tiga kali sehari, transportasi gratis (bis dalam kota, bis menuju Timika bahkan pesawat khusus menuju kampung halaman ketika mereka cuti) dan yang paling menggiurkan mereka untuk tidak segera meninggalkan perusahaan ini adalah gaji yang sangat besar.
Aku? aku hanya sebuah karyawan sebuah perusahaan mitra PT. Freeport Indonesia. Aku mengalami kejenuhan yang hamper sama dengan para karyawan Freeport, namun aku tak seberuntung mereka. Gajiku tak sampai setengah dari gaji karyawan setingkat Staff di PT. FI. cuti hanya setahun sekali. Mereka bahkan ada yang mendapatkan cuti setiap 6 minggu, cutinya juga lumayan panjang. 2 minggu.Namun dengan segala keterbatasan ini, aku tetap mencoba untuk bersyukur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar