Kadang kurasa ada jemari bidadari dari matamu itu
Butiran hitam mengindah sedemikan itu ketika menatapku
Kurasa ada di bagian alam yang lain saat siraman cahaya tatapmu menyentuh jiwaku
Caramu memandang penuh arti sampai aku harus membuka banyak kitab suci
Tolong, hentikan tatapanmu itu
Meski indah kurasa, tapi aku tersiksa dengan ketiadaanku ini
Cahaya itu membuatku selayak terdakwa pada kasus cinta
Pandangmu yang menyorot gelapku membuatku menetaskan air mata
Jangan, jangan melihatku seperti itu
Mataku tak mampu membalasmu dengan tatapan selayak itu
Terlampau banyak debu-debu dosa masuk kedalam bola mataku
Sekian banyak kisah iblis menusuk penglihatanku dimasa lampau
Tutup matamu itu, palingkan ke langit biru indah sana
Kilau indah tatapmu akan membuat langit turunkan do’amu
Pelangi akan datang tanpa menunggu hujan deras pagi hari
Engkau punya istimewa, selayaknya bukan aku yang berupa dosa ini
Cepatlah engkau sadar bahwa aku bukanlah impimu
Pantas buatmu ada dibalik awan itu, melayang sesempurna udara
Bersandinglah dengan kicau burung merdu di tanah sabana hijau
Malaikatlah yang membawamu kesana, tak usah kakimu melangkah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar