Aku mengembalakan nasib di padang pasir
Menatapi nasib yang meronta memohon setitik air
Dan aku hanya mampu menatap, hanya meratap
Langkahku terkunci rapat, waktu bergulir cepat
Menuju kemana aku?
Setiap arah menjanjikan keraguan
Bahkan matahari tak pernah tenggelam
Membakar, tak tahu dimana ufuk... yang ada hanya angin terkutuk
Getir, anyir yang terasa menjalani takdir
Maaf Tuhan, aku tak bermaksud untuk ingkar
Aku hanya tak tegar, jiwaku gemetar, aku terbakar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar