Anak-anak kami akan dikemanakan?
Jalur perjalanan gelap tak ada sedikitpun terang
Mata kaki meraba-raba permukaan kerikil jalan
Selangkah serasa beribu waktu dan sejuta gelisah
Dalam lelah tak dapat temui tempat bersandar
Lingkup hati letih mencari latar untuk baringkan jiwa
Hidup menjadi ketidakpastian dengan segala misteri
Dipaksalah ruh ini untuk merunduk pada putaran alam
Suasana hari yang sedikian pula hari yang lalu
Tak berubah, semuanya kelam dalam selimut gulita
Mata kami dibuat bosan oleh nyawa-nyawa yang diracun dendam
Telinga kami bernanah mendengar jeritan mulut dibekuk ambisi
Mereka berputar mengelilingi tugu jaya maya
Semakin bergulir waktu, jumlah mereka semakin raya
Berjejal dalam siku-siku tajam menoreh luka di dada
Sentara itu, aku masih tak percaya menyaksikan itu
Segerobol manusia dijalanan panas
Berlari mengibarkan bendera kemerdekaan diri
Hiruk pikuk serta teriakan akan tangisan-tangisan bosan
Sentara itu, aku masih tak percaya menyaksikan itu
Sesamaku kemarin yang penat dalam lubang takdir lara
Menyeretkan dirinya dalam permainan haram sang penyamun
Ikut bersuara tentang kata-kata yang tak dimengertinya
Sentara itu, aku masih tak percaya menyaksikan itu
Sentara itu, aku masih tak percaya menyaksikan itu
Hanya hening yang aku agungkan dalam kekalahan
Mampunya diriku cuma dalam lirik-lirik kata menantang
Siksa terasa ketika itu semua tak mampu aku bersuara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar