Kepalaku buntu, matipun belum menjemputku
Berbaring sekujur hati dalam gelisah, dalam resah
Sampaipun belum, namun detak jantung ini begitu pacu
Aku lelah, jiwa ini letih, batin ingin merintih
Aku tau, keluh kesah adalah kekalahan yang datang lebih awal
Namun kali ini aku sudah dibasahi oleh keringat kepedihan
Air semangatku menguap ke udara bersama sapuan angin utara
Ijinkan aku istirahat untuk waktu yang sejenak
Biarkan aku lelapkan mata ini di bilik-bilik anyaman pasrah
Butir-butir pasir amanah yang kubawa masih kusimpan aman
Jangan risaukan hal itu, aku pilih mati jika dibanding kehilangan ini
Mungkin aku tak tepat waktu menuju dirimu
Tapi aku yakin, jemarimu pasti merindu untuk kusapu
Tunggu aku di sudut ruang malam tanpa penerang
Bersama kibaran awan malam aku ingin menyampaian kabar
Kendari, Juli 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar