OTAK, instrument pikir akan menghasilkan output untung - rugi, mungkin - mustahil dan benar - salah (berdasarkan ukuran-ukuran yang diciptakan manusia sendiri). Sedang HATI, instrument rasa akan menghasilkan output manfaat - mudlarat, pantas - wagu dan etis - tidak etis (bersarkan inspirasi yang diperoleh dari Sang Pencipta). Otak dan hati adalah dua perangkat yang berbeda. Ketika kita menyiapkan waktu dan ruang di hati untuk menyongsong datangnya inspirasi maka tinggalkan otak, berhentilah berpikir agar inspirasi lebih cepat masuk ke dalam relung hati.

(Pujo Priyono)

===================================================

10 Maret 2008

Rindu

Raga ini tak punya daya untuk bersua
Hanya dari gambarmu, hanya dari gambaran hayal rindu itu padam
Tegur sapa dan cengkrama beralun melalui dinginnya udara malam
Walau ada siksa rindu, cinta ini menggelora sedemikian kuatnya

Percaya…
Kutitipkan segumpal kepercayaan itu padamu
Lajukan waktumu di seberang sana, tautkan hatimu hanya untukku saja
Lindunglah segala pandangmu dari cahaya penyilau batin dan rasa

Percayalah…
Aku disini yang gulung rindu, yang seperti juga dirimu
Aku masih genggam mutiara rasa yang kau amanahkan dahulu
Dalam lindung malam aku usap mutiara itu hingga kilaunya layak bintang

Kirimkan selalu kabarmu lewat suara-suara kerinduan
Biar khawatir yang menghantui mimpiku musnah segera

Lantunkan kidung-kidung asmara di puncak purnama
Biar rembulan yang kupandang ini tersenyum karena kita

Taburkan bunga berupa warna dalam pembaringanmu
Biar aku bisa menghirup aroma indah disetiap tidurku

Tak mampu kubayangkan betapa indah perjumpaan kita nantinya
Ribuan pelukan tak terbayarkan, jutaan pandang tak mampu lukiskan
Kueratkan dekapan itu sepanjang malam
Hingga detak-detak jantung kita saling bersautan membentuk nada-nada indah
Sementara deru nafas kita mencipta bait-bait cinta dan keabadian rasa

Segera kau raih citamu
Cepatlah melangkah dalam pencarianmu itu
Disini aku menunggu tanpa pengukur waktu

Agustus 2004

1 komentar:

  1. Ehm.....
    Ga nyangka, manusia konyol kayak mas bisa juga sedih bisa juga serius.
    semoga cukces selalu mas...

    BalasHapus