Petingi gelombang yang hanya mampu membasahiku
Berdiri menantangnya aku pada sengat mentari hari
Seberapa kelam hari aku masih akan memeluk egoku
Jika pada suatu waktu aku merunduk pada hatimu
Itu hanya patahan hati, bukan sepenuh jiwa ini
Yang aku berikan pada malam putri hanya sebagian saja
Sementara aku masih genggam erat rasa sejati abadi
Secinta apakah aku padamu? itu hanya patahan hati saja
Dua puluh empat waktu itu hanya hariku padamu
Aku masih punya lusinan waktu dalam lemari kalbu
Belum aku buka, mungkin juga tak akan pernah aku buka
Dirimu hanya sejuta butir harapan
Sementara aku punya bentangan pantai cita yang tersusun oleh pasir cinta
Engkau tak lebih dari pengisi takdir
Sedangkan dalam kisah nyawa ini ada rencana yang jauh diatas waktu fana
Kuak habis dalamnya cinta ini
Engkau hanya temui patahan, butiran, sisa-sisa yang tersisih
Temui aku dalam keadaan sedemikian itu
Dari situ aku bisa diraih oleh letik jemari lugumu
Aku tak ingin ucap selamat tinggal
Meskipun engkau hanya sisi terluar, aku ini tak seperti belukar
Dirimu masih tertingal dalam kepala angkuh ini ketika nanti
Walau aku berbalik, ketahuilah wahai sang pengisi
Namamu akan tertulis dalam sejarah buku hitamku
Mar '06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar